Selasa, 06 Oktober 2020

Awal Kisah Sang “Pecandu Film”

 

Nama : Ranti Daryanti

Kelas    : KPI 7C UIN SGD Bandung

Email   : rantidaryanti02@gmail.com



Mendengar “Pecandu” biasanya mengundang pikiran negtif,  karena terlalu berlebihannya seseorang dalam melakukan sesuatu. Tapi tidak dengan saya, pecandu yang negatif tidak akan mengubah kebiasaannya, karena terlalu nyaman dengan apa yang dilakukannya, tapi pencandu yang positif akan mengubah kebiasaanya supaya bisa mengubah hidupnya dimasa depan, mereka adalah pencandu yang ingin menjadi madu.

Awal menjadi santri tahun 2014 dimana saya belajar tentang arti  kebersamaan yang hangat, ketertiban yang melekat, kepatuhan yang terikat, dan karena terlalu banyaknya aturan yang menuntut terkadang mencoba untuk berkhianat, tidak untuk di tiru ya hehe

Ngaji, sorogan, patrol (piket), dan sekolah sudah menjadi rutinitas yang wajib dituntaskan setiap seharinya. Terkadang kebiasaan tersebut membuat bosan. Di tahun 2016 dilantiknya saya menjadi keanggotaan pengurus di astri (asrama putri) dan juga awal 'bioskop astri' berdiri.

Melihat lelah letihnya dengan rutinitas yang ada, pengurus di tahun 2016 ini berinisiatif untuk membuat sebuah progaram hiburan santri, dengan tujuan bisa menjadi penghibur dan menambah semangat santri dalam mengaji. Maka kami sebagai pengurus membuat program dengan nama 'bioskop astri' gratis yang bisa dinikmati oleh semua santri putri yang ada.

Malam minggu adalah salah satu malam dimana santri tidak melakukan aktivitas ngaji seperti biasanya. Biasanya dimalam ini santri hanya istirahat seperti biasa, tapi tidak  setelah adanya nya bioskop gratis yang diadakan setiap malam minggu, semua santri antusias menonton film di aula terbuka yang tersedia. Inilah awal dimana tumbuhnya benih pecandu film itu muncul.

Film bollywood yang udah jadul tapi tetep rame dan banyak sekali pelajaran yang bisa di ambil menjadi tontonan utama dibioskop gratis ini, meskipun adegan 18 tahun keatasnya di skip.  Apapun filmnya pasti setelah menonton selalu ada manfaat yang bisa diambil, dan menganalisisnya dengan real kehidupan.  itulah sesuatu yang menjadi kepuasan tersendiri.

Film memang cocok untuk menjadi penghibur diri. Wawasan dan pengetahuan yang sempit karna terlalu lamanya menjalani rutinitas yang membosankan, film bisa menjadi penambah wawasan kita untuk memperkaya imajinasi.  Bahasa yang asing terdengar akan kita ketahui setelah menonton film, memperkaya bahasa untuk dimiliki.

Berawal dari pecandu film kini saya memilih jurusan yang salah satu ranahnya menjurus kedunia perfilman. Membuat sebuah produksi film karena dituntut oleh mata kuliah yang ada. Kini saya tahu jerih payahnya produksi sebuah film. Durasi cuma beberapa menit juga membutuhkan waktu berhari-hari untuk mejadi sebuah film pendek.

Kini saya mengerti arti dari sebuah karya dalam film yang harus di apresiasi sekalipun durasi singkat, aktor tak berbakat, editing yang cacat semua harus kita hargai apapun hasilnya, karena itu adalah sebuah karya.

Semoga dimasa depan saya bisa masuk kedunia entertaiment di perfilman Indonesia. Menjadi bagian pencipta karya bangsa indonesia untuk dunia, dengan menjunjung tinggi budaya dan tradisi yang ada. Yang awalnya seorang pecandu film menjadi seorang yang berbuah madu menciptakan sebuah karya film di masa yang akan datang. Aamiin