Judul Film : Sabar Ini Ujian
Genre : Komedi
Sutradara : Anggy Umbara
Produser : Manoj Punjabi
Rumah Produksi : MD Pictures bersama Umbara Brothers Film
Rilis : 5 September 2020
Durasi : 126 Menit
Sabar Ini Ujian adalah sebuah film yang berkisah tentang
Sabar yang mengalami pengulangan waktu di hari pernikahan mantannya. Ini adalah
sebuah film berkonsep time-loop atau pengulangan waktu dan pertama kalinya ada
di perfilman Indonesia, Time loop adalah perangkat plot di mana periode waktu
diulang dan dialami kembali oleh karakter dalam film. Sungguh sangat menarik
untuk ditonton. Film ini disutradarai oleh Anggy Umbara dan diproduseri Manoj
Punjabi dengan MD Pictures bersama Umbara Brothers Film sebagai rumah
produksinya. Film ini dirilis pada 5 September 2020 di Disney+ Hotstart. Durasi
filmnya termasuk cukup lama yakni 126 menit atau 2 jam lebih. Elemen fantasinya
familiar, tanpa banyak modifikasi, namun keberadaan drama keluarga dan romansa
soal “gagal move on dari mantan” memberi nilai plus, membuatnya memiliki
kedekatan lebih dengan penonton dalam negeri.
Dari segi cerita, secara keseluruhan, tidak ketebak akhirnya.
Plot twist ujungnya, tidak mengira akan berakhir seperti itu. Jadi cukup kaget
juga. Di awal sampai hampir akhir kita akan disuguhkan drama pernikahan dan
komedi yang cukup kuat. Dan diakhir-akhir suasana film berubah menjadi sedu dan
sedih meskipun memang happy ending akhirnya.
Judulnya juga merujuk pada nama si protagonis, Sabar (Vino G.
Bastian), yang empat tahun pasca membatalkan pernikahannya dengan Astrid
(Estelle Linden) tepat di Hari H karena trauma masa kecil saat ayahnya (Adi
Kurdi) pergi demi wanita lain, masih juga belum sanggup melupakan sang mantan.
Walau sang ibu (Widyawati) dan sahabatnya, Billy (Ananda Omesh), berkali-kali
mendorong agar Sabar move on, hasilnya tetap sama. Hingga Sabar menerima
undangan pernikahan Astrid dan Dimas (Mike Ethan), yang juga temannya semasa
SMA.
Sabar pun memutuskan datang, sambil berharap hari penuh
siksaan batin itu segera usai. Sayangnya itu tidak pernah terjadi. Seperti
film-film time loop lain, Sabar terbangun di hari yang sama, mendapati semuanya
terulang lagi, sebelum akhirnya menyadari sedang terjebak di lingkaran waktu
dan mencari cara guna menghentikannya. Menulis naskahnya bersama Erwin Arnada (Jelangkung
3, Guru Ngaji) dan Gianluigi CH, Anggy berhasil mengakali salah satu rintangan
terbesar film time loop: repetisi.
Proses membangun cerita saat Sabar mengalami time-loop di
hari pernikahan mantannya, Astrid, juga cukup menyenangkan dan menikmati dan
juga tidak membuat pusing. Unsur komedi yang dimasukkan saat proses itu semakin
membuat menyenangkan. Terlebih, komedi utama diperankan dua komika yang cukup
vokal yakni Rigen dan Rispo.
Bagaimana menggambarkan proses karakternya melewati hari yang
sama berulang kali tanpa terasa membosankan? Paruh pertamanya memperlihatkan
Anggy dan tim memaksimalkan situasi komedik guna menciptakan kesegaran di tiap
putaran waktu. Duo sahabat Sabar, Aldi (Ananta Rispo) dan Yoga (Rigen Rakelna)
paling mencuri perhatian melalui celotehan-celotehan konyol, walau saya bisa
memahami jika sebagian penonton mungkin terganggu oleh kerecehan mereka. Semua
kembali soal selera humor masing-masing, tapi timing penghantaran keduanya
cukup mengesankan.
Masalah baru timbul di pertengahan durasi (second act).
Eksplorasi time loop-nya stagnan, apalagi sewaktu filmnya berhenti terlalu lama
di salah satu loop. Di titik tersebut, Sabar ini Ujian kehilangan keunikannya,
terasa bak romansa biasa yang tak punya banyak keunggulan. Padahal, menengok
beberapa film bertema serupa yang belakangan makin menjamur, ada banyak cara
supaya “perkawinan” antara genre utama dengan elemen time loop berlangsung
lebih mulus dan saling melengkapi.
Beruntung, third act-nya membaik, sewaktu kisahnya menjamah
unsur drama keluarga. Di situ pula akting jajaran pemainnya memuncak. Vino
tampil solid, tapi bukan kejutan jika Widyawati dan Adi Kurdi (dalam salah satu
peran terakhirnya selain Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah) menjadi yang
terbaik, walau porsi keduanya cenderung minim. Ada satu hal subtil yang membuat
saya tersentuh. Saat itu Sabar menelepon lalu menanyakan kabar ibunya, yang
mana jarang ia lakukan. Ibu melepas kaca mata, menjawab dengan suara “pecah”
seolah menahan tangis, dan sekilas matanya berair. Sebuah momen
blink-and-you-miss-it yang emosional.
Terkait alasan terjebaknya Sabar di lingkaran waktu,
sekaligus mengapa terjadi pada hari itu, dijawab secara tersirat dan memuaskan
oleh konklusinya. Tapi ada ganjalan besar di penutup film, ketika Sabar
mengambil beberapa keputusan problematik, setelah belajar bahwa dia tak
seharusnya terjebak dalam ketakutan-ketakutan. Terkait Sherly (Anya Geraldine),
entah bentuk keisengan para penulisnya saja, atau itulah cara yang diambil untuk menggambarkan
bahwa Sabar sudah beranjak dari trauma. Baik yang mana pun, sayangnya sama-sama
melukai proses yang protagonisnya lalui.
Setidaknya di paruh akhir inilah Luna Maya berkesempatan
menyajikan penampilan menghibur sebagai Tiffany, salah satu tamu acara
pernikahan, sekaligus seorang selebritis yang jengah cuma dijadikan objek foto
oleh para penggemarnya. Rasanya sebuah film time loop ala Palm Springs, di mana
Sabar dan Tiffany terjebak berdua di lingkaran waktu bakal sangat mengasyikkan.
Kelebihan yang sangat menarik terletak dari time-loop nya dan
alur ceita yang sangat tidak tertebak endingnya. Penonton akan mengira sabar
balikan lagi dengan mantannya dan juga akan mengira bahwa film ini bergenre
romantis dan comedy, tapi tidak inti dari film ini adalah keikhalsan,
memaafkan, dan orang tua. Bener-bener di endingnya kita dibuat nangis. Karena kejadian
di masa kecil yang tidak bisa iya maafkan sampai besar, sampai-sampai dia gagal
nikah dengan Astrid, dan mengalami pengulangan hari ketika Astrid akan nikah
dengan temannya. Sabar mengira bahwa kejadian pengulangan hari pernikahan Astrid
secara terus menurus itu disebabkan karena dia masih sayang sama Astrid dan
belum move on. Tapi tidak pengulangan hari itu terjadi karena do’a dari
bapanya.
Sewaktu kecil ayahnya dikira selingkung oleh sabar dan
mamahnya, karena mengakui seorang wanita kepada orang-orang bahwa dia adalah
istinya. Sehingga terjadi permasalahan besar di keluarga sabar,mamahnya sabar
dengan bapanya cerai tidak lama setelah kejadian itu, tanpa diberi waktu untuk
bapaknya menjelaskan tentang kejadian sebenarnya. Maka dari itu Sabar tidak mau
menjadi seperti ayahnya di masa depan kelak, yang tidak bisa membahagiakan
istrinya sendiri, dan memilih orang lain untuk hidup denga dia. Trauma akan
masa kecilnya membuat Savar takut menyakiti Astrid yang dimana dulu dia adalah
calon istrinya, jadi dia memilih untuk membatalkan pernikahannya.
Pengulangan hari pernikahan Astrid dengan Dimas yang terjadi
pada Sabar, ternyata itu adalah do’a bapanya yang ingin bertemu dulu dengan
anaknya dan meminta maaf. Setelah Sabar mengunjungi Bapanya karena nasihat dari
Ibunya yang harus memaafkan ayahnya sendiri, kini Sabar tahu alasan bapanya
melindungi wanita tersebut, karena wanita itu telah diperkosa oleh beberapa
orang preman pasar, dan kebetulan bapanya Sabar sedang berada di tempat, dan
wanita itu berlari ke arah bapak Sabar supaya melindunginya. Agar tidak
terjadinya fitnah para tetangga di rumahnya, bapa Sabar menyebutkan bahwa
wanita itu adalah istri mudanya, dia mengambil resiko terbesar itu, yang
membuat anaknya trauma.
Setelah Sabar memaafkan ayahnya, dan mengetahui secara jelas
cerita dibalik traumanya, kini sabar kembali gembiira dan senang dalam
menjalani hari-harinya. Dan keesokan harinya Sabar megira bahwa dia akan tetap
berada di hari yang sama yaitu di hari pernikahan Astrid. Ternyata tidak, dia
melanjutkan harinya seperti orang normal biasa. Ketika dia bahagia karena
masalahnya sudah beres dan tidak ada lagi trauma dan akan memenuhi janjinya
untuk menikahi Tiffani. Tiba-tiba dia mendapat kabar dai Ibu nya bahwa ayah
kandungnya yang ditemui kemarin sudah meninggal. Dari sana kita dibuat sedih
dan terharu, karena melihat perjuangan Sabar yang ingin melanjutkan
hari-harinya seperti orang normal biasanya dengan gembira, kini harus sedih
lagi karena ayah kandungnya meninggal setelah Sabar memaafkannya.
Ternyata pengulangan hari yang terjadi kepada Sabar itu
adalah do’a ayahnya yang ingin menemui anaknya dan menyelesaikan kesalah
pahaman terhadap wanita yang dinikahinya, tapi ayahnya tidak tau harus menemui
kemana, dan kahirnya Sabar datang dengan sendirinya, membuat ayahnya bahagia.
Pesan dakwah yang bisa kita ambil di film yang berjudul “Sabar
ini ujian” ini adalah kita harus bisa berdamai dengan diri sendiri, orang tua,
dan orang yang disekitar kita. Memaafkan masa lalu agar bisa hidup dengan damai
di masa depan.
Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata, Rasulullah SAW.bersabda:
“Keridhaan Allah itu didalam keridhaan orang tua dan kemarahan Allah itu dalam
kemarahan orang tua. (H.R Al-Tirmidzi)
Maka dari itu kerika kita sudah mendapat Ridha dari orang tua
maka Allah pun Ridha terhadap sesuatu yang kita lakukan didunia, maka urusan
kita akan di mudahkan dan dilancarkan atas kehendak-Nya.
Penulis :
Ranti Daryanti
Mahasiswa UIN SGD Bandung
KPI 7C


