Jurnalisme atau kewartawanan sendiri berasal dari kata Journal, Merupakan sebuah Catatan harian, Tulisan harian masalah kejadian sehari-hari, Baik kejadian sehari-hari seorang jurnalis, masyarakat, ataupun orang-orang besar atau pejabat. Siaran berita-berita ditelevisi contohnya.
Untuk menjadi seorang jurnalis juga membutuhkan suatu kecakapan, berbicara dengan tutur kata yang baik apalagi ketika kita ingin mengambil sebuah berita dari seseorang atau narasumber. Hal ini Seorang Wartawan harus menganalisis dengan baik sebuah berita yang sudah di rangkum dan ditulis dalam bentuk laporan, dan mereka diharapkan untuk menulis sebuah laporan yang objektif agar sudut pandangnya dapat melayani masyarakat.
Dalam Kampus atau dalam dunia Mahasiswa juga ada Jurnalis, yaitu sebuah UKM Pers. Pers dalam hal ini juga meliput sebuah kejadian-kejadian di kampus. Bedanya kalau Wartawan meluas, Pers hanya dalam kampus. Pers, meliput sebuah berita sebuah peristiwa yang terjadi di kampus, perkembangan-perkembangan, dan masalah apa yang telah terjadi. Kemudian, Menempel sebuah Coretan dalam kertas di mading.
Wartawan yang tidak bisa menulis tidak bisa disebut wartawan alias bukan wartawan atau belum menjadi wartawan. Pasalnya wartawan itu sebuah profesi yang (1) membutuhkan keahlian khusus, terutama menulis berita, (2) menaati kode etik Jurnalistik dan kode etik wartawan Indonesia. Seseorang baru bisa disebut wartawan jika sudah memenuhi kedua hal tersebut.
Saat Aliansi jurnalis Independen (AJI) berdiri, terjadi kesadaran tentang istilah jurnalis. Menurut AJI, jurnalis adalah profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa. Jurnalis itu banyak, bukan hanya wartawan. Jurnalis juga meliputi kolumnis, penulis lepas, fotografer, dan desain grafis editorial. Tapi pada kenyataannya referensi penggunaanya istilah jurnalis lebih mengacu pada definisi Wartawan.
Saat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) berdiri, terjadi kesadaran tentang istilah jurnalis. Menurut AJI, jurnalis adalah profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa.
Jurnalis meliputi juga kolumnis, penulis lepas, fotografer, dan desain grafis editorial. Tapi pada kenyataan referensi penggunaannya, istilah jurnalis lebih mengacu pada definisi Wartawan.
Dalam pendefinisian Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), wartawan berhubungan dengan kegiatan tulis-menulis, di antaranya mencari data (riset, liputan, verifikasi) untuk melengkapi laporannya. Wartawan dituntut objektif, berbeda dengan penulis atau kolomnis yang bisa mengemukakan subjektivitasnya.
Pada awal abad ke-19, jurnalis berarti seseorang yang menulis untuk jurnal. Dalam abad terakhir ini arti jurnalis telah menjadi seorang penulis untuk koran dan majalah.
Banyak orang mengira jurnalis sama dengan reporter, seseorang yang mengumpulkan informasi dan menciptakan laporan, atau cerita. Tetapi, hal ini tidak benar karena reporter tidak meliputi tipe jurnalis lainnya, seperti kolumnis, penulis utama, fotografer, dan desain editorial.
KESIMPULAN
kesimpulan saya, makna jurnalis lebih luas dari wartawan. Jurnalis meliputi wartawan/reporter, fotografer, dan lain-lain.
wartawan lebih merujuk pada "tim redaksi" media masa, mulai dari pemimpin Redaksi, Redaktur/Editor, Reporter, hingga Koresponden.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar